Sabtu, 22 Agustus 2015

Pulau Raja Ampat Yang Sangat Menawan




Terletak di bagian ujung barat laut dari Semenanjung Kepala Burung di pulau New Guinea, di provinsi Papua Barat di Indonesia, Raja Ampat, atau Empat Raja, adalah sebuah kepulauan yang terdiri lebih dari 1.500 pulau-pulau kecil, gundukan, dan beting sekitar empat pulau utama Misool , Salawati, Batanta, dan Waigeo, dan pulau kecil dari Kofiau. Raja Ampat Nusantara adalah bagian dari Coral Triangle yang berisi keanekaragaman hayati laut terkaya di dunia.

Kabupaten Raja Ampat adalah kabupaten baru yang terpisah dari Kabupaten Sorong pada tahun 2004. [1] Ini meliputi lebih dari 40.000 km² dari darat dan laut, yang juga mengandung Cenderawasih Bay, yang taman nasional laut terbesar di Indonesia. Ini adalah bagian dari provinsi Papua Barat baru bernama Indonesia yang sebelumnya Irian Jaya. Beberapa pulau adalah bagian paling utara tanah di benua Australia.

Isi [hide]
1 Sejarah
2 Penduduk
3 Geografi
Film Dokumenter 4
5 Lihat juga
6 Referensi
Sejarah [sunting]
Nama Raja Ampat berasal dari mitologi lokal yang menceritakan tentang seorang wanita yang menemukan tujuh telur. Empat dari tujuh telur menetas dan menjadi raja yang menempati empat pulau terbesar Raja Ampat sementara tiga lainnya menjadi hantu, seorang wanita, dan sebuah batu.

Sejarah menunjukkan bahwa Raja Ampat pernah menjadi bagian dari Kesultanan Tidore, kerajaan yang berpengaruh dari Maluku. Namun, setelah Belanda menginvasi Maluku, itu tak lama diklaim oleh Belanda.

Mencatat penampakan pertama dan arahan oleh orang Eropa dari Kepulauan Ampat adalah dalam pribadi navigator Portugis Jorge de Menezes dan krunya di 1526, pada rute dari Biak, Kepala Burung Peninsula, dan Waigeo, untuk Halmahera (Ternate).

Penjelajah Inggris William Dampier memberikan namanya untuk Dampier Selat, yang memisahkan pulau Batanta dari pulau Waigeo. Di sebelah timur, ada selat yang memisahkan Batanta dari Salawati. Pada 1759 Kapten William Wilson berlayar di Timur Indiaman Pitt berlayar perairan ini dan sebagai salah satu selat Pitt selat, setelah kapalnya; ini mungkin saluran antara Batanta dan Salawati.

Penduduk [sunting]
Pekerjaan utama bagi orang-orang di sekitar daerah ini memancing karena daerah ini didominasi oleh laut. Mereka tinggal di sebuah koloni kecil suku yang menyebar di seluruh wilayah. Meskipun budaya tradisional masih sangat ada, mereka sangat ramah kepada pengunjung. Orang Raja Ampat lebih seperti orang Ambon dari masyarakat Papua dan sekarang beberapa dari mereka adalah Muslim dan beberapa dari mereka adalah Kristen. [2]

Geografi [sunting]

Keanekaragaman hayati laut Raja Ampat
Sumber daya alam kelautan di sekitar Raja Ampat memberikan potensi yang signifikan sebagai kawasan wisata. Banyak sumber menempatkan Raja Ampat sebagai salah satu dari sepuluh tempat yang paling populer untuk menyelam sementara itu mempertahankan peringkat nomor satu dalam hal keanekaragaman hayati bawah laut.

Menurut Conservation International, survei kelautan menunjukkan bahwa keragaman kehidupan laut di daerah Raja Ampat adalah yang tertinggi tercatat di Bumi. [3] Keanekaragaman jauh lebih besar dari daerah lain sampel dalam Coral Triangle terdiri dari Indonesia, Malaysia, Filipina, Papua Nugini, Kepulauan Solomon, dan Timor Leste. The Coral Triangle merupakan jantung keanekaragaman hayati terumbu karang dunia, membuat Raja Ampat sangat mungkin ekosistem terumbu karang terkaya di dunia.



http://anyar.info/ Koloni karang besar di daerah itu bersama dengan suhu permukaan laut yang relatif tinggi, juga menunjukkan bahwa terumbu karang yang mungkin relatif tahan terhadap ancaman seperti pemutihan karang dan penyakit karang, yang sekarang membahayakan kelangsungan hidup ekosistem terumbu karang lain di seluruh dunia. Pulau-pulau Raja Ampat yang terpencil dan relatif tidak terganggu oleh manusia.

Keragaman laut tinggi di Raja Ampat sangat dipengaruhi oleh posisinya di antara Samudra Hindia dan Pasifik, seperti karang dan larva ikan lebih mudah dibagi antara dua samudera. Raja Ampat karang keragaman, ketahanan, dan perannya sebagai sumber penyebaran larva membuatnya menjadi prioritas global untuk perlindungan laut.

1.508 spesies ikan, 537 jenis karang (yang luar biasa 96% dari semua scleractinia direkam dari Indonesia yang mungkin terjadi di pulau-pulau ini dan 75% dari semua spesies yang ada di dunia [4]), dan 699 spesies moluska, berbagai laut hidup adalah mengejutkan. [5] Beberapa daerah membanggakan sekolah besar ikan dan penampakan teratur hiu, seperti wobbegongs.

Kepulauan Raja Ampat memiliki setidaknya tiga kolam containt ubur-ubur unpoisoned, semua di daerah Misool. [6]

Meskipun mengakses pulau-pulau tidak terlalu sulit, dibutuhkan beberapa waktu. Dibutuhkan enam jam penerbangan dari Jakarta, ibu kota Indonesia ke Sorong. Kemudian, mengambil perahu untuk mencapai pulau ini diperlukan.

Film dokumenter [sunting]
Film dokumenter Edies Paradies 3 (oleh Otto C. Honegger) telah disiarkan oleh televisi terbesar Swiss penyiar, Schweizer Fernsehen. Film ini bercerita tentang keindahan alam bawah laut Raja Ampat yang disamakan dengan hanya daerah Swiss dihuni wilayah sekitar 50.000 warga dan dianggap seperti "Amazon" karena dunia bawah laut yang terletak di jantung dunia Coral Triangle. [7]

Sumber : Tempat Wisata Di Jawa Timur